Jangan Sampai Menyesal Karena Cinta


Tips memilih calon suami



Cinta itu bukanlah lomba balap karung, dimana yang paling cepat menikah dianggap paling berjaya cintanya. Karena pernikahan bukanlah akhir melainkan awal.  Awal mengarungi hidup yang dinamis bukannya statis. Jika banyak yang mengira bahwa pernikahan adalah ujung kehidupan, maka sia-sialah cara berpikirnya saat ini. 

Kita akan bersama dengan belahan jiwa di waktu yang tak ada batas waktunya dan di bawah atap yang sama. Apakah sebagai pria telah siap mental dan jiwanya? Terlebih lagi buat perempuan, sudahkah siap dengan perubahan-perubahan di masa depan? 

Mungkin di tengah perjalanan akan ada badai menghempaskan bahtera. Maka cinta yang pondasinya tidak kuat, akan mudah hancur. Pria yang tidak kuat, akan membingungkan keluarga yang dilindunginya. Perempuan yang tak tahu cara mengatur uang atau tak tahu cara menjaga kehormatan diri dan keluarga misalnya, akan menjadi awak kapal yang tak pandai mendukung nakhoda sekaligus kaptennya. 

Ada yang butuh waktu singkat, ada pula yang butuh waktu lebih lama sampai menemukan cinta sejatinya. Namun cinta bukanlah ajang pamer, nyatanya hati selalu dahaga. 

Ya, debar lalu rindu adalah pertanda cinta. Tetapi sebelum memutuskan untuk hidup bersama, coba cek lagi di dalam hati. Masihkah ada ragu? Apakah dia akan menjadi ayah atau ibu terbaik untuk anak-anakku? Apakah karakternya baik untuk mendukungku di saat bahagia hingga terpuruk? Perlu analisis mendalam tentunya. (Baca Juga: Cinta Itu Pilihan Atau Takdir?

Tiap kisah pasti hanya ada dua ujungnya yakni sukses atau gagal. Tetapi salah memilih pasangan dalam pernikahan, maka penderitaannya akan lebih panjang. Ada hati keluarga yang tersakiti, ada bekas yang lama pulih. 

Tips memilih calon suami

Jangan menyesal,  sebab bara cinta yang bisa padam hanya dalam hitungan jam. Bukan separuh jiwa yang layak kita cari, tetapi jiwa utuh yang siap berjalan berdampingan. Saling bergandengan tangan meski pedih mendera. Bukan saling mendorong, karena yang menjadi penopang di belakang akan ada saatnya kelelahan. (Baca Juga : Kesialan Bersistem Cinta

Jika pasangan sejati telah ditemukan, maka jagalah. Jika masih sering gagal, maka perbaikilah diri bukannya pasrah memilih yang buruk. 
Jika masih belum menemukan, maka terus bermimpilah, karena Tuhan tak akan melupakan janjiNYA.

4 komentar

Bunda Erysha (yenisovia.com) mengatakan...

Bagus ikh mba. Saya suka ama kata-kata di tulisannya. Apalagi pesan yang disampaikannya. Saya pun menikah di usia 26 tahun. Padahal target menikah di usia 25 hehhe

sisi lain young engineer mengatakan...

cinta punya perjalanan sebelum berlabuh pada saru tujuan

Reffi Dhinar mengatakan...

Iya... semoga saya segera bertemu jodoh hahaha

Reffi Dhinar mengatakan...

Bener. Love is the process not the ending