Anniversary

“Ini sudah anniversary yang kedua, kapan kamu mau mengenalkanku ke orang tuamu?” tanyaku sembari memperhatikan lampu lalu lintas  yang berkedip dari merah ke kuning.

Perempuan yang sudah kupacari selama dua tahun itu hanya menoleh sekilas. Mata lentiknya dihiasi eyeliner hitam mengkilat. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, sebuah gerakan tersamar yang telah menawanku sejak pertama kali memandangnya.

“Kamu ini absurd sekali? Sudah kubilang kan, kalau sudah siap menikah saja baru kamu kukenalkan orang tuaku. Bukannya kamu juga baru lulus dan belum diterima kerja? Biasanya laki-laki itu lebih senang berhubungan serius kalau sudah mapan,” katanya lagi-lagi mengulang.

Percakapan yang aneh bukan? Umumnya, pihak perempuanlah yang akan mempertanyakan keseriusan kekasihnya, bukan seperti aku ini. Dulu aku senang-senang saja saat ia bilang belum ingin mengenalkanku pada orang tuanya karena kami masih sekedar pacaran, takutnya hubungan kami putus di tengah jalan lalu orang tuanya mempertanyakan jika kami sudah saling berkenalan.

“Kita jalani nyantai aja. Toh, kamu masih serius kuliah dan aku juga sibuk ngerjain skripsiku,” ujarnya dulu karena ia setahun lebih tua dariku.

Lalu pertemuan kami lebih sering dilakukan di luar. Biasanya dia naik taksi dan aku mengendarai mobilku sendirian. Kadang-kadang dia tidak mau diantar pulang, kadang-kadang dia memintaku mengantar hanya sampai depan gerbang rumahnya yang mungil tapi asri, tanpa pernah mengajakku bertamu ke dalam.

Aku merasa nyaman dan asyik dengan gaya berpacaran ini. Tapi semakin lama, perasaan sayang yang semakin mendalam, membuatku ingin lebih mengenal kehidupannya. Bagaimana rupa ibunya, bagaimana sikap ayahnya dan satu hal kecil yang mengusikku sejak beberapa bulan lalu- aku ingin meminangnya.

“Sudah sampai, stop sayang. Kamu ngelamun trus nih,” guncangan di bahuku menyadarkanku dari lamunan.

Aku menghentikan laju mobil dan membukakan pintu untuknya. Ia berdiri di depan pagar dan mengelus pipiku lembut,”Akan ada saatnya kamu bisa bertemu ayah ibuku,”

Aku menurutinya dan ia akan menunggu mobilku sampai lepas dari pandangan. Entah ada desakan apa yang membuatku ingin kembali pergi memutar dan nekat datang ke rumahnya. Hari ini adalah second annivesary kami dan aku ingin segera membawanya ke rumah kecil kami sendiri nanti.

Kuparkir mobilku agak jauh dari rumahnya. Aku berjalan kaki hingga sampai di depan pintu pagar- ia lupa menguci lagi. Melangkah megendap-endap seperti maling kemudian mengintip ruang tamunya yang menyala terang.

“Mamaa, kok lama pulangnya, itu Papa nggak bisa nemenin aku main kuda-kudaan, makanya aku nunggu mama di sini,” seorang bocah berusia lima tahun menghambur di pelukan kekasihku. Di belakangnya seorang pria tampan yang duduk di kursi roda hanya tersenyum tipis. Bibirnya berkedut kaku. Kepalanya pun terkulai di sisi kiri. Sepertinya ia penderita stroke.

“Iya, tadi mama ada meeting sebentar. Yuk makan dulu, tadi mama beli makanan enak,”

Ada yang meranggas di hatiku melihat pemandangan harmonis itu. Gadis yang kukenal di  kompetisi karya ilmiah. Gadis yang selalu mendukungku meski kami berbeda tempat kuliah. Tidak pernah ada desas-desus buruk di sekitarnya. Apakah ini nyata?

“Second Anniversary and will be the last for us.” Di benakku berkelabat kalimat itu. Hatiku yang berlubang, panas oleh timah peluru cemburu. Hatiku yang kerontang karena habis ditelan bibir penuh tipu.

3 komentar

Adi Pradana mengatakan...

Oh... aku cemburu...

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Unknown mengatakan...

Apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk membayar tagihan, mengembangkan bisnis skala kecil atau menengah Anda? Ibu Elizabeth Louis Pinjaman Perusahaan memberikan kesempatan untuk membuat impian Anda menjadi kenyataan dengan memberikan pinjaman kepada individu swasta atau pemerintah dan Perusahaan dengan tingkat bunga 2% untuk awal untuk setiap jumlah yang dibutuhkan dan dengan jadwal pembayaran yang fleksibel. Hubungi Ibu Elizabeth Louis untuk LOAN Anda hari ini melalui email: elizabethlouisloancompany@gmail.com